Rabu, 13 Juni 2012

Hidup Dalam misteri

Hidup bagiku adalah sebuah misteri....apakah kamu percaya itu?pernahkah kamu merasa, bahwa kita dikelilingi oleh misteri-misteri. bahkan, dalam bagian-bagian terkecil tubuh kita di penuhi oleh misteri. apakah kamu pernah bertanya?matahari dan planet yang beredar di luar angkasa sana yang sangat hitam di ruang yang hampa, siapakah yang menggerakan?apakah mungkin mereka memang sudah ada seperti halnya waktu dan ruang, semuanya penuh misteri bukan?bahkan akalpun tak mampu menjangkaunya.

Apakah kamu pernah berpikir, mengapa rumput berwarna hijau?bagaimana ia mampu dan bisa mengelola sinar matahari?apakah menurutmu itu bukan misteri?semua itu merupakan misteri mendalam menurutku. walaupun kita berusaha untuk mencoba menjangkau dan memecahkan misteri itu, akal kita tetap taakan mampu. tapi anehnya kita tetap hidup dalam misteri dan menimati kemisterian itu.

Tahu ga, bahkan di balik do'a-do'a yang kita panjatkan setiap haripun terdapat misteri, kita akan merasakan damai dan menikmati hidup dengan do'a dan agama bukan? dan pada akhirnya orangpun menikmati hidup dengan penuh misteri. mengutip kata-kata bijak dari Santayana dia mengatakan " orang itu tidak di ciptakan untuk memahami hidup melainkan untuk menikmatinya". tapi apakah cuma sebatas itu kata hatiku mulai berontak, lalu kehidupan apa yang kita cari jika ternyata kita tak mampu memaknai hidup, kita hidup seperti tak mempunyai tujuan. lalu aku sadar, bahwa agama telah menjawab semuanya. dengan agama hidup kita akan mempunyai tujuan sobat....kebahagiaan di dapat karena kita percaya dan yakin bahwa agama mampu menjawab misteri itu.

Setiap hari saya melihat banyak pembicaraan antara ilmu pengetahuan, agama bahkan ilmu kalam..tapi tetap saja cuma sebatas apa yang mampu kita jangkau..dan ujung-ujungnya kita akan kembali lagi kepada agama yang kita yakini benar. Saya mulai lebih percaya bahwa agamalah yang bisa membuat orang lemah menjadi kuat, orang yang bersedih menjadi bahagia. kenapa demikian? karena agama itu bagiku memberikan kedamaian..ketika kamu berdo'a. Do'a adalah senjata yang paling ampuh untuk membuang penyakit-penyakit yang ada di dalam tubuh, dengan do'a segala sesuatu yang beratpun akan menjadi ringan.

Pernahkah kamu melihat orang yang benar-benar taat dan patuh beragama bersedih dan putus asa?bagiku itu sangat jarang, kenapa demikian?karena mereka tahu bahwa agama itu mengajarkan kebenaran dan arti kebermaknaan hidup. Mereka percata bahwa Tuhan telah mengatur segala sesuatunya dengan baik. Tuhan tidak memerlukan nasehat kita, karena Tuhan hadir dan mengelola kehidupan ini dengan sebaik-baiknya. lantas, jika sudah percaya apa lagi yang mesti dirisaukan?agama itu hadir untuk manusia, bukan manusia untuk agama.

Bila manusia hidup tanpa agama, mungkin kita semua sudah bisa dikalahkan sejak dulu, tetapi kenyataannya tidak demikian bukan? karena dalam kehidupan manusia, terdapat kekuatan Tuhan di dalam dirinya, dan jika hal demikian sudah tertanam di dalam hati taakan ada yang mampu mengalahkan. karena kekuatan Tuhan diatas kekuatan segalanya. mengutip dari pepatah bijak seorang filsafat yang bernama Immanuel kant ia mengatakan : " Milikilah kepercayaan kepada Tuhan, sebab kita membutuhkannya, mengapa kita tidak menghubungkan diri kita dengan kekuatan penggerak yang memutarkan alam semesta ini?lalu akupun mengutip kata-kata dari Santo Fransiscus: Tuhan. jadikanlah saya sebagai alat damai-Mu, Dimana ada benci, saya taburkan cinta, Dimana ada salah, saya taburkan ampun. Dimana ada keraguan, saya taburkan iman. Dimana ada putus asa, saya taburkan harapan. Dimana ada gelap, saya taburkan terang. Dimana ada nestapa saya taburkan gembira. Oh Tuhan, berilah agar sata tidak minta untuk di hibur tapi menghibur, tidak minta di mengerti tapi berusaha mengerti, tidak untuk dicintai tapi mencintai sebab dengan memberi kami akan menerima, dengan mengampuni kami diampuni dan dengan mati kami akan terlahir kembali hidup kekal dan abadi. ..
hanya agamalah yang mampu menjawab misteri itu... * Happy Contemplating...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar