Kamis, 10 Mei 2012

Bahagia setiap saat

Kebahagiaan terkait dengan perasaan. Kabar baiknya, keadaan perasaan itu bisa dipengaruhi oleh pikiran, fisiologis, dan spiritualitas. Dalam perspektif ilmu pengetahuan, meminjam konsep NLP (Neuro Linguistic Programming), yang diciptakan oleh Richard Bandler dan John Grinder, bahwa untuk mengubah perasaan kita, tak peduli bagaimana keadaan perasaan saat itu, kita dapat mengubahnya dengan mengubah keadaan (state) kita, dengan cara mengubah fokus pikiran atau fisiologis kita. Dalam konteks ini tentu saja, kalau perasaan Anda sedang kecewa, sedih, malas, takut, atau perasaan yang dianggap negatif, Anda bisa mengubah seketika perasaan negatif menjadi perasaan yang positif seperti tentram, damai, dan bebas dari rasa susah. Dalam perspektif spiritual, setiap agama mengajarkan agar kita selalu bersadar kepada kekuasaan Tuhan. 

Hidup adalah perjuangan untuk mengatasi masalah. Apa pun masalahnya, kita seyogianya memandang masalah itu tidak hanya dalam perspektif keilmuan saja, apalagi hanya perspektif bisnis yang ujung-ujungnya tidak lain adalah masalah materi. Kita perlu memiliki pandangan lain yang bertumpu pada iman atau perspektif spiritual. Jika kita melandasi cara berpikir, berperasaan, berkehendak, bersikap, dan bertindak termasuk dalam berbisnis dengan landasan nilai-nilai keimanan (spiritual) maka kita akan selalu bahagia dalam menghadapi situasi apa pun dan di mana pun. Mengapa? Karena perasaan itu dalam hati, hati hanya akan terpenuhi kebutuhanya dengan nilai-nilai yang non materi atau spiritual. Itu sebabnya, masalah keimanan kepada Tuhan janganlah diabaikan. Dalam Alquran, Allah SWT menyatakan secara tegas bahwa “Orang-orang yang beriman hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Dan, hanya dengan mengingat Allah, maka hati akan menjadi tentram.” Keimanan kepada Allah di dalamnya mengandung prinsip bahwa “Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung,” (QS. Ali Imron: 173) dan “Dia adalah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong” (QS. Al Anfal: 40).  Jika prinsip bersumber dari iman itu kita pegang teguh, maka tak ada kekuatan apa pun yang mampu membuat kita kecewa, sedih, takut, apa pun perasaan negatif itu. Sebaliknya, kita akan selalu dapat menikmati setiap keadaan dengan perasaan yang tentram dan damai, serta jauh dari rasa susah. Bukan hanya setiap saat, tetapi juga sepanjang waktu hidup kita.


Perlu diingat bahwa perasaan-perasaan yang negatif itu bisa menjadi beban. Kalau Anda ingin lari cepat, ke mana pun akan menuju. Sebaiknya beban itu dilepaskan dan ditinggalkan. Jika Anda tanpa beban, Anda akan mampu berlari lebih cepat menuju impian Anda. Hidup hanya sekali di dunia ini mengapa kita mesti dikendalikan oleh perasaan kecewa, sedih, dan perasan lain yang bersifat negatif. Tuhan telah memberikan semua modal dan bekal bagi kita agar dapat menikmati hidup ini. Singkatnya, Anda bisa merasa bahagia setiap saat, kenapa tidak mencoba.
Jika sebuah lukisan tidak bisa diubah atau banyak hal lain di luar diri kita yang tidak mampu kita ubah sesuai dengan keinginan kita atau selera kita, maka tidak perlu menyalahkan keadaan! Karena sesungguhnya, belum tentu lukisan atau keadaan luar yang bermasalah, tetapi cara pandang kitalah yang berbeda. Jika kita tidak ingin kehilangan kebahagiaan maka kita harus berusaha menerima perbedaan yang ada.  Dengan mengubah cara berpikir kita yang di dalam, tentu kondisi di luar juga ikut berubah. 



Marilah kita pelihara semangat dan kebahagiaan kita, bukan dengan mengubah dunia sesuai dengan keinginan kita, tetapi menerima perubahan dengan cara mengubah yang ada di dalam diri kita terlebih dulu. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar